Jakarta,BuserTimur.Online - Sutradara Roy Wijaya, mengajak warga Ibukota untuk mengikuti kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang resmi diterapkan Pemprov DKI Jakarta, meski waktu terus di perpanjang.
Hal itu ditegaskan Roy Lewat Film Kristal Persahabatan. Film yang dibintangi Evan Jhustin dan Edgar Jhonson, itu menceritakan kepatuhan yang perlu diterapkan guna mempercepat penanganan COVID-19 di Jakarta, karena PSBB adalah satu solusi untuk kepentingan bersama.
"Dengan demikian kepentingan bersama harus didahulukan dari kepentingan pribadi. Kepentingan besar harus didahulukan dari kepentingan kecil," ujarnya kepada wartawan di Jalarta, Rabu 30 Sep 2020.
Selain mengajak masyarakat mematuhi aturan PSBB yang telah diperkuat melalui Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 33 Tahun 2020. Roy juga mengajak Wakil Gubernur DKI Jakarta A. Riza Patria untuk memberikan suport dan dukungan kepada pelaku Film agar bisa memberi ruang dalam berkarya.
"Saya meminta juga kepada pemmda DKI Jakarta, untuk menguatkan aparatnya. Dalam meningkatkan kewaspadaan dari segala bentuk kriminal dan kejahatan termasuk kejahatan online," tandasnya.
Menurut catatan pemerintah sampai September 2020 telah tembus pada angka 200.000 orang yang dinyatakan positif terpapar COVID19.
Sesuatu yang telah menimbulkan kecemasan dan ketakutan, mungkin hampir semua warga masyarakat mengalaminya. Hal ini juga yang menginspirasi pikiran seorang Roy untuk membuat film Kristal Persahabatan yang bercerita viros corona dan di berlskukannya PSBB.
“Saya, Anda, kita, kami, kalian, dan mereka paling tidak mengalami takut tertular, takut sakit, takut diisolasi di rumah sakit, dan bahkan takut meregang nyawa akibat pendemi COVID19. Jujur saja saya juga mengalalami dan merasakan lintasan pikiran dan rasa takut, apabila terpapar jenis penyakit yang virusnya tak kasat mata dan mengguncang masyarakat, hampir di seluruh negara dan bangsa di dunia,” jelas Roy
Saat pertama kali, PSBB mulai diberlakukan di Ibu Kota Negara Jakarta, Sang Penulis menyaksikan dan mengalami sesuatu yang aneh dan pertamakali dalam hidupnya. Betapa tidak, ini kejadian yang ajaib. Masjid Istiqlal yang begitu besar, indah, dan megah tutup dan kegiatan ibadah salat berjemaah dihentikan alias ditiadakan. Salat wajib lima waktu, salat jumat, salat idul fitri dan idul kurban 2020 juga tidak diselenggarakan di Masjid terbesar di Asia Tenggara ini.
Gereja Katedral, rumah ibadah umat kristiani yang menaranya lancip dan indah. Bunyi loncengnya yang khas. Jarak dari Masjid Istiqlal hanya dipisahkan oleh jalan, dua rumah ibadah yang megah lambang toleransi dan harmoni antar manusia dalam iman. Ya, mungkin seumur berdirinya Gereja Katedral, baru kali ini menghentikan hampir seluruh kegiatan ibadah bagi umatnya. Mendadak dua bangunan raksasa ini sepi, hening, dan gelap.
“Saat saya melintas diantara kedua bangunan ini, bulu kuduk saya berdiri dan merinding. Angker dan menakutkan,” tandasnya. (**)