KUPANG,BUSERTIMUR - Para pedagang pakaian Rombengan (RB) yang ada di kota kupang bukan menjadi ancaman dalam persaingan bisnis fashion di kota kupang. Yang menjadi ancaman adalah Pandemi covid-19 sangat mempengaruhi dan mengancam persaingan global terutama pada pengusaha di Kota Kupang, NTT. demikian diungkapkan salah seorang pengusaha muda, pemilik Toko Berkat, Irian Taufik saat diwawancarai, Selasa (13/10/20) di kampung Solor.
"Ini adalah tantangan dunia yang tidak bisa kita hindari dan juga merupakan resiko bagi kita pengusaha karena selain persaingan global ada juga tantangan seperti covid-19 ini,"ungkapnya.
Menurutnya, fakta yang ada, jauh sebelumnya masa pandemi covid-19 pengujung Toko yang begitu ramai namun kini menjadi sepi mengakibatkan penghasilan semakin menurun.
"Sebelumnya pembeli banyak tapi setelah pandemi covid-19, pembeli semakin berkurang karena meghindari keramaian. Sekarang ini penghasilan sekitar 60 persen saja,"kata Arfan.
Hal senada juga disampaikan penanggung jawab Toko Restu Ibu, Eko terkait dengan keberadaan pedangang pakaian bekas impor di kota Kupang.
Menurut Eko pihaknya sangat terancam dengan Covid-19 , namun apapun yang dihadapi dalam bisnis fashion itu merupakan resiko sebagai pengusaha.
Terkait ancaman persaingan barang - barang yang dilarang pemerintah alias bekas atau biasa disebut RB, Eko mengatakan tidak ada ancaman karena melihat faktor jarak, juga hasil penjualan tidak jauh berbeda.
"Kalau soal bersaing dengan RB saya rasa tidak ada ancaman bagi saya. Karena salah satunya jarak berjauhan, juga hasilnya tipis dengan kita. Karena kita juga ada barang obral yang di jual. Jadi kalau terancam soal persaingan dari RB itu tidak ada," jelasnya.
Untuk itu meskipun tidak ada ijin usaha dari pemerintah setempat dan merupakan barang ilegal yang dilarang undang-undang, namun baginya tidak jauh berbeda dengan harga Tokonya.(*tim)