Notification

×

TNI Solid dan Tetap Memegang Teguh Sapta Marga dan Sumpah Prajurit

Jumat, 01 Oktober 2021 | Oktober 01, 2021 WIB Last Updated 2021-10-01T12:24:10Z

Oleh: Drs. T Christian L Bengngu. STh. MM

Penulis Adalah Pemred Star News Indonesia. Pengamat Politik dan Sosial Masyarakat

Kupang, BuserTimur = Setiap Bulan september akhir kita selalu diingatkan dengan tragedi yang terjadi dinegara kita yaitu adanya Gerakan G 30 S PKI. Bahkan dari dahulu Sejak Tahun 1984 ketika saya masih sekolah Film tentang G 30 PKI diwajibkan untuk ditonton Film tersebut dan Film G 30 S PKI  disutradarai oleh Arifin C Noer serta di diproduseri oleh Gufran Dwipayana.

Film tersebut telah melalui penelitian yang menurut Informasi Arifin C Noer sendiri turun tangan untuk mendapatkan informasi yang akurat dari keluarga para pahlawan  sebelum Film tersebut dibuat berarti Arifin C Noer selaku Sutradara sudah mengantongi data data yang akurat dari berbagai pihak bukan hanya  keluarga Pahlawan termasuk pihak pihak lain yang sangat dirasa penting. Film tragedi berdarah tersebut dikatakan  dibuat sesuai dengan data dan fakta yang didapat oleh Arifin C Noer. Karena Beliau adalah seorang Sutradara yang tidak mau bekerja setengah hati. Bahkan menjadi Sutradara yang handal serta memiliki nama besar hal tersebut dilihat dari hasil karyanya selain Film G 30 S PKI, Arifin C Noer. Melahirkan karya karya Film yang enak bila ditonton bahkan yang komunikatif serta tidak lari dari konteks kehidupan Masyarakat ketika itu. 

Namun seiring dengan perkembangan jaman dan Pasca  Reformasi Film G 30 S PKI karya Arifin C Noer tidak lagi diputar atau ditayangkan  disetiap bulan September  sejak tahun 1998 pada saat itu yang menjadi Menteri Penerangan adalah Letjen TNI (Purn ) Muhammad Yunus Yosfiah. sejak saat itu kita tidak dapat lagi melihat di TV Film Karya Arifin C Noer Tersebut. 

Dan Belakangan baru ditayangkan kembali pada tahun 2017 di TV pada setiap Bulan September akhir, memang Film tersebut mengingatkan kita semua pada Sejarah kelam Bangsa Indonesia pada masa lalu.

Yang kita bisa lihat dari Film tersebut adalah Peran TNI yaitu menyelamatkan bangsa dari suatu keadaan Politik yang penuh dengan ketidak pastian pada saat itu karena menurut sejarah    saat itu  tidak tau mana kawan mana lawan. Disitulah Peran Kostrad  pada saat itu  Yang Menjadi Panglima Kostrad adalah Mayjen TNI Soeharto (  Presiden RI Ke 2 ) Resimen Para Komando yang dikomandani Kolonel  Sarwo Edhie Wibowo ( Dengan pangkat Terakir Letjen TNI Purn dan serta pernah menduduki jabatan sebagai : Pangdam Cendrawasih Dubes RI untuk Korea Selatan. Dan Gubernur Akabri dan Ketua BP7 ) RPKAD yang dahulu sekarang Disebut Kopassus.

Kita tidak lupa bahkan Setiap tahun  diadakan upacara untuk mengenang jasa para Pahlawan Revolusi tersebut dan Upacara tersebut diadakan di Lubang buaya serta dihadiri oleh Presiden RI serta Wakil Presiden Dan Para pejabat terkait baik Sipil maupun TNI POLRI . Karena betapa pentingnya  upacara tersebut. Dan Perlu diingat oleh kita semua bahwa Tap MPRS Nomor XXV/ MPRS/ 1966. Tentang Larangan Ajaran Komunisme / Marxisme hingga saat ini belum dicabut. Sehingga kekawatiran tentang timbulnya bahaya Laten Komunis sudah saatnya diminimalisir Karena Idiogi Komunis saat ini tidak mendapat Tempat lagi di Indonesia. Bahkan di TNI POLRI tetap solid dan Patuh kepada Tap MPRS No XXV/ MPRS/ 1965. Tentang  larangan ajaran Komunisme dan Marxisme. Karena TNI POLRI Sampai saat ini masih memegang Teguh Pancasila dan UUD 45 sebagai Idiologi Negara yang harus tetap dipertahankan demi keutuhan NKRI. Dan Demi Kerukunan Semua warga Negara Indonesia tanpa terkecuali sehingga apabila ada Idiologi lain selain Pancasila pasti tidak akan mendapat tempat di Negara kita. 

Suatu wujud nyata Kecintaan Kepada Pengorbanan Pahlawan Revolusi  yang telah mendahului kita maka Panglima Kostrad Letjen Dudung Abdurachman menegaskan bahwa Sejumlah barang milik mantan Presiden Soeharto terkait peristiwa yang mengatasi  keamanan Nasional pada saat peristiwa  G 30 S PKI . masih tersimpan di Museum Darma Bhakti Kostrad. Bahkan Foto foto  peristiwa serta barang barang milik Panglima Kostrad Mayjen TNI Soeharto saat peristiwa 1965 itu masih tersimpan baik di Museum tersebut hal itu dikatakan Pangkostrad kepada Wartawan. Karena Hal ini sebagai Pembelajaran agar bangsa ini tidak melupakan peristiwa Pemberontakan PKI.

RPKAD pada saat itu dibantu oleh pasukan Elit TNI AL Yaitu KKO Sekarang Marinir yang pada saat itu dikomandani oleh Mayjen Hartono. ( Komandan KKO 1961 - 1968 ). dan Saksi Hidup yang mengetahui para Pahlawan Revolusi tersebut dimasukkan kedalam sumur di Lubang Buaya ialah Agen Polisi II Soekitmat . Dengan Pangkat terakhir Letkol Polisi

Mari kita semua tanggapi dengan Bijak karena yang dikatakan Oleh Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman  tersebut dinyatakan dengan kesungguhan hati serta tidak ada maksud lain. Karena kita semua tau Bahwa menjadi Seorang Panglima Kostrad sudah melalui tahap seleksi yang ketat dari segala aspek Termasuk Mental Idiologi Beliau. Tetap menjunjung tinggi Pancasila serta tetap menghargai jasa jasa dari para Pejuang yang telah mendahului kita semua. Karena berkat jasa para pejuang pendahulu kita ini maka Negara ini masih kokoh berdiri tegap. 

TNI masih mempunyai jati diri yang ber Pancasila sejati. Apalagi jasa Institusi TNI POLRI sekarang tetap kita bisa lihat dalam Film G 30 S PKI. yang ditayangkan di Telivisi setiap Akhir bulan September. Kami Yakin Kostrad masih tetap Solid memegang teguh Sumpah Prajurit. Sapta Marga dan 8 Wajib TNI. 

Kekawatiran Tentang Institusi TNI sebenarnya tidak perlu ada karena TNI adalah Tentara Rakyat dan Tentara Pejuang. Dan TNI tetap menghargai jasa jasa para Pahlawan. Idiologi TNI adalah Pancasila. Sehingga tidak ada tempat ditubuh TNI Bagi Idiologi lain selain Pancasila.(***)