BT.COM | ENDE -- Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena meminta orang tua memperhatikan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak agar tidak terkena stunting.
"Seribu hari pertama kehidupan anak itu waktu paling kritis dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Masa 1000 HPK terdiri atas 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan. Pola makan gizi seimbang harus diterapkan mulai dari masa kehamilan, dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, " jelas Politisi Golkar yang akrab disapa Melki Laka Lena Lena itu saat Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting bersama BKKBN NTT di tanah leluhurnya Ndona, Kabupaten Ende, (31/7/2023).
Ketua Golkar NTT ini juga menganjurkan ibu yang baru melahirkan untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan memberikan Air Susu Ibu (ASI) ekslusif sampai bayi berusia 6 bulan karena ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung protein untuk daya tahan tubuh dan bermanfaat untuk mematikan kuman dalam jumlah tinggi.
"Jadi bayi kalau baru lahir itu dianjurkan untuk bayi didekatkan dengan ibunya diatas perut ibunya agar bayi bisa bergerak ke puting susu ibunya. Karena bayi itu sepanjang umurnya masih 6 bulan atau 2 tahun kebawah itu sumber makanannya adalah puting susu ibunya. Karena bayi itu ketika lahir dan bayi bergerak menuju ke puting susu ibunya disaat pertama itu secara teori itu sumber nutrisinya tinggi dan sumber kekuatannya juga bagus dan sekaligus menjadi awal mula membuat ikatan bayi dan ibunya menjadi kuat dan memicu ASI keluar dengan lancar dari waktu ke waktu," jelas Melki.
Sementara sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Ende, dr.Mariane Evelyn Pani dalam sambutannya mengatakan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang unggul maka anak-anak yang dilahirkan harus dalam kondisi yang sehat, sehingga kelak akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang cerdas, kreatif, produktif, dan mempunyai daya saing yang baik.
"Jika anak yang dilahirkan tidak sehat, maka pertumbuhan dan perkembangannya akan terhambat pula, yang nantinya akan menjadi beban bangsa baik secara kecamatan maupun nasional. Untuk mencapai generasi yang unggul, keluarga memiliki peran yang penting dalam menghasilkan dan mendidik anak-anak", ungkapnya.
Dia menjelaskan, berdasarkan data angka stunting Kabupaten Ende menurut E-PPGBM, hasil pencatatan dan pelaporan bulan Februari 2023 sebesar 7,1% dimana ada sebanyak 1.330 kasus stunting. Data ini menunjukkan adanya penurunan angka stunting sebesar 1,8% jika dibandingkan dengan hasil pencatatan dan pelaporan sebelumnya pada bulan Agustus 2022 yang angka stuntingnya sebesar 8,9%.
"Mari kita semua saling bekerjasama, bergandengan tangan, bahu membahu, sehingga keinginan untuk mewujudkan generasi yang berkualitas bisa terpenuh," pungkas dr.Mariane.
Acara ini juga dihadiri Ketua Pokja Keuangan dan BMN Perwakilan BKKBN Provinsi NTT, Desry Jusmiati Tamael, Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Flores, Lori Gadi Djou, Ketua Golkar Ende, Hery Wadhi, Anggota DPRD Ende, Martinus Tata, Ambrosius Reda, Megi Sigasare dan beberapa pengurus golkar lainnya. (*)