Notification

×

Teknologi Canggih Ubah Wajah Keuangan: Dari Bank ke Genggaman Tangan

Sabtu, 09 Agustus 2025 | Agustus 09, 2025 WIB Last Updated 2025-08-09T23:38:01Z


BT.COM -- Dunia keuangan tengah mengalami revolusi besar. Jika dulu transaksi perbankan identik dengan antre di teller, kini semuanya bisa dilakukan hanya dengan sentuhan jari. Mulai dari transfer lintas negara, investasi, hingga pinjaman modal usaha — semua serba cepat, transparan, dan terukur berkat kemajuan teknologi.


Artificial Intelligence (AI) kini menjadi otak di balik layanan keuangan modern. Chatbot perbankan seperti Livin' Assistant milik Mandiri atau Jenius Help dapat merespons pertanyaan nasabah 24 jam tanpa istirahat.

Lebih jauh, AI membantu menganalisis pola transaksi untuk mendeteksi potensi penipuan dalam hitungan detik. Menurut laporan PwC, penggunaan AI mampu menurunkan kerugian akibat fraud hingga 20% per tahun di sektor perbankan.


Blockchain bukan lagi sekadar "mesin" di balik Bitcoin. Teknologi ini mulai digunakan untuk mencatat transaksi saham, mengelola smart contract, hingga mencatat aset negara.

Di Indonesia, Bank Indonesia dan OJK mulai menguji Central Bank Digital Currency (CBDC) atau Rupiah Digital. Dengan sistem ini, pencatatan dan distribusi uang akan lebih aman, cepat, dan sulit dipalsukan.


Bank dan fintech kini memanfaatkan big data analytics untuk memprediksi kebutuhan keuangan nasabah. Data dari riwayat belanja, kebiasaan menabung, hingga lokasi transaksi digunakan untuk menawarkan produk yang lebih relevan.

Misalnya, aplikasi GoPay dan OVO menggunakan analisis data untuk memberi promo tepat sasaran — bukan sekadar diskon acak.


Era super app semakin merajai. Satu aplikasi kini bisa menggabungkan dompet digital, marketplace, investasi saham, dan kripto.

Contohnya, Pluang yang memungkinkan pengguna membeli emas, saham AS, reksa dana, hingga Bitcoin dalam satu platform. Tren ini menghapus batas antara perbankan konvensional dan fintech.


Di balik kemudahan, ancaman kejahatan siber ikut meningkat. Data BSSN menunjukkan serangan siber di sektor keuangan Indonesia meningkat 27% pada 2024. Pemerintah dan pelaku industri harus berkolaborasi memperkuat keamanan digital, termasuk edukasi literasi keuangan bagi masyarakat.


Teknologi canggih bukan sekadar mempermudah transaksi, tetapi juga membentuk ulang perilaku dan ekosistem keuangan. Dari AI hingga blockchain, inovasi ini membawa sektor finansial menuju masa depan yang lebih cepat, inklusif, dan aman.

Namun, seperti pisau bermata dua, kemajuan ini harus diimbangi dengan perlindungan data, regulasi yang adaptif, dan kesadaran masyarakat terhadap risiko digital.