KUPANG, BUSERTIMUR - Media Online Indonesia (MOI) Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) tetap berkibar dan tidak akan pernah berhenti di bumi nusantara, terkhususnya di bumi flobamora tercinta ini. Hal ini dikatakan Ketua DPW MOI Provinsi NTT, Herry FF Battileo, SH, MH saat sejumlah awak media berkesempatan untuk berbincang dengannya, Pada Senin, (10/08).
Pria kelahiran 60 tahun silam, yang akrab di sapa "Herry" itu, dengan ramah menerima kunjungan dan silahturahmi beberapa rekan media di Kantor Sekretariat DPW MOI NTT, Jl. Perintis Kemerdekaan I Kayu Putih, Kota Kupang.
Dikatakannya bahwa, MOI merupakan sebuah organisasi yang punya komitmen dan profesional. Dalam mewujudkan pers yang bersih, independen, berintegritas serta bermartabat perlu di benahi perusahaan medianya terlebih dahulu.
"Jika perusahaannya sudah sehat, otomatis jurnalis/wartawan yang di hasilkan juga profesional." Tegasnya.
Maka itu DPW MOI NTT pada tahun 2020 ini telah berkomitmen untuk membangun sebanyak 3000 perusahaan media yang profesional dan memiliki legal standing yang jelas dibawah bendera MOI.
"Program kita ini sementara berjalan dan banyak yang sudah mendaftar untuk bergabung. Setiap hari selalu ada yang menghubungi kami untuk minta bergabung." Bebernya.
Terkait program MOI NTT sendiri, Herry menjelaskan bahwa mengapa program website murah ini diluncurkan, sebab persaingan pers di NTT khususnya di Kota Kupang sudah tidak berjalan sebagaimana mestinya alias tidak sehat.
Contoh halnya ada ratusan media online sering di spam sehingga tidak bisa membagikan link beritanya ke publik. Ini adalah bibit yang kurang bagus serta menjadi ancaman terhadap keberlangsungan pers kita.
Oleh karena itu, MOI lahir di NTT sebagai ujung tombak perusahaan media online dan melalui program website murah ini diharapkan dapat menjaga keberlangsungan maupun eksistensi pers di NTT.
Menurutnya dengan program website murah meriah yang diberikan DPW MOI NTT ini bukan saja memberikan sebuah solusi akan tetapi menjadikan semua media yang berada didalam MOI tetap selalu berkibar dan semakin kuat.
"Sebab dengan harga buka dan perpanjangan website cuma Rp 50.000 saja tentunya bukanlah sesuatu yang sulit lagi untuk membuat sebuah media online profesional. Di spam satu mereka buat lagi 5, 10 dan bahkan puluhan media online yang baru dalam sekejab. Sehingga MOI tidak akan pernah mati dibumi Nusantara, terkhususnya di Nusa Flobamora tercinta ini." Bebernya.
DPW NOI NTT ternyata bukan hanya menyiapkan 3000 website murah di tahun 2020 ini namun secara keseluruhannya adalah 10.000 website hingga tahun 2023 nanti, sehingga total subsidi MOI kepada masyarakat pers NTT sebesar 3 Miliard Rupiah.
Sehingga pada tahun 2023 mendatang di perkirakan akan ada sekitar 10.000 media online di NTT yang berada di bawah kepemimpinan DPW MOI Provinsi NTT.
Dengan jumlah perusahaan media online sebanyak itu (10.000), MOI NTT telah menyiapkan sejumlah program yang akan menopang semua media didalam MOI,
"Tak perlu merasa kuatir ataupun risau karena semua media yang tergabung didalam MOI akan kita berikan pembekalan jurnalistik terhadap wartawan-wartawannya, mulai dari cara meliput, teknik mengambil gambar, proses membuat berita hingga bagaimana membuat berita video yang sedang digandrungi saat ini. Setelah itu media-media tersebut akan di berikan sertifikat MOI serta dibantu untuk pembuatan badan hukumnya, kita (MOI) tanggung 50%." Atau badan hukum untuk NTT, sebesar Rp.3.500.000, dan untuk pendaftaran sebesar Rp.500.000, jadi total sebesar Rp.4 Juta rupiah saja Tambahnya.
Diakhir perbincangan Herry yang juga merupakan Advokat senior ini mengatakan bahwa MOI juga sedang menyusun program Ujian Kompetensi Wartawan (UKW) untuk Wartawan Muda dan pendampingan hukum terkait sejumlah media yang menjadi korban spam,
"Ya, untuk persoalan ini MOI NTT siap mengawal serta menggiring ke ranah hukum baik secara perdata maupun pidana sehingga ada efek jerahnya." Pungkas Herry (*)