Kupang, BuserTimur = Yayasan Maranatha NTT dibawah pengawasan salah satu tokoh kesehatan, Drs. Samuel Sellan menggelar kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Aspek Hukum, dalam rangka Akselerasi Program Penyatuan/Penggabungan Akademi Keperawatan (AKPER) Maranatha groups ke STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) Maranatha Kupang.
Kegiatan ini akan berlangsung selama 6 hari dimulai pada Senin 29 November s/d 04 Desember 2021 yang digelar secara virtual melalui zoom.
Bimbingan Teknis Aspek hukum ini di bimbing langsung oleh Dr. Lita Tyesta, S.H.,M.hum, dengan penunjukan Akta notaris, Akta pendirian, serta dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan status hukum antara dua lembaga dimaksud.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Maranatha Nusa Tenggara Timur, Drs. Samuel Sellan menjelaskan AKPER dan STIKes Maranatha adalah dua insitusi yang berbeda namun sama-sama bernaung di bawah Yayasan Maranatha NTT
Untuk itu dirinya berharap kedepan bisa saling bekerja sama dalam meningkatkan mutu dan predikreditas yang baik untuk semua unsur, baik unsur kemahasiswaan, unsur dosen, unsur sarana
"Mudah- mudahan dengan adanya penyatuan/penggabungan ini diharapkan supaya efisiensi bisa terjangkau, katalah bahwa mungkin ada yang gajiannya yang saya belum bayar, saya dahulu STIKes, AKPER dijalani karena ada kekurangan disitu, kekurangan itu salah satu faktor yang saya lihat adalah Akreditasi mereka masih jauh dari yang saya harapkan saya tahan gajinya sehingga itu sering terjadi mudah-mudahan dengan adanya penggabungan ini mengikuti pola STIKes maka muda-mudahan pembayaran gaji ini bisa lancar sesuai dengan apa yang kita harapan karena bagaimana saya mau bayar sebuah gaji kalo ketentuan- ketentuan yang saya gariskan belum terselesaikan katalah bahwa mereka harus memasukkan laporan pendidikan, laporan evaluasi diri, laporan penelitian, laporan pengabdian masyarakat, karena empat hal ini yang selalu menjadi patokan untuk saya bayar gaji atau tunggak ini yang membuat seakan-akan kita diakreditkasi tetapi inilah ketentuan yang kita harapkan untuk bagaimana selalu bisa maju jadi bukan berarti bahwa pilih kasih dan lain sebagainya tapi inilah ketentuan yang selalu saya terapkan karena saya terpaksa mengukur kemampuan mereka,"Jelas Samuel
Dilanjutkannya, impian mula-mula bahwa bagaimana harus mencetak tenaga perawatan dan bidan yang yang sebanyak-banyaknya supaya di Nusa Tenggara Timur jangan ada lagi yang kekurangan tenaga perawatan dan kekurangan tenaga bidan .
Kegiatan setelah penggabungan harus menata fisik karena selama ini AKPER 3-4 tahun masih berdiri di Kabupaten TTS, sehingga gedung-gedung AKPER tidak tertata dengan baik tetapi setelah adanya penggabungan AKPER ke STIKes berarti ruang-ruang itu harus dibenahi
"Saya tata kembali sehingga menjadi ruang kuliah yang betul-betul memadai memang ukuran ruangan kita sudah buat sesuai ruang kuliah semestinya,"Pungkas Samuel.
(EO/Tim Liputan)