Notification

×

Merdeka Dari Hawa Nafsu

Minggu, 28 Agustus 2022 | Agustus 28, 2022 WIB Last Updated 2022-08-28T12:26:27Z

Renungan Minggu 28 Agustus 2022.

Yakobus 4:1-10

Oleh Pendeta Oktovianus Nenohay, S.Th.,MM

Tema renungan yang disiapkan Majelis Sinode untuk mengakhiri perayaan bulan kebangsaan tahun ini berdasarkan teks Yakobus 4:1-10 adalah: merdeka dari hawa nafsu. Pertanyaannya apa itu hawa nafsu? Mengapa kita perlu merdeka dari hawa nafsu? Dengan  cara bagaimana kita merdeka dari hawa nafsu?

Hawa nafsu adalah perasaan emosional yang  luar biasa besarnya dalam diri seseorang yang berada diluar kehendak Tuhan. Menurut Yakobus  hawa nafsu itu adalah induk yang melahirkan berbagai masalah yang ada dalam diri manusia. 

Hawa nafsu itu merupakan akar segala persoalaan dari setiap masalah yang ada dalam diri  kita manusia, masalah-masalah yang kita alami lebih banyak ada dalam diri sendiri dan bukan pada pihak lain.  Dan penghalang utama yang menghambat kita untuk hidup dalam kekudusan seperti yang dikehendaki Tuhan adalah hawa nafsu.

Selama ini kita menuduh orang lain sebagai sumber masalah dan kekacauan dalam hidup. Pada hal menurut Yakobus diri kita sendirilah sumber lahirnya banyak persoalaan. Kita sering menuduh orang lain sebagai biangkerok dan sumber masalah dalam hidup. 

Tuduhan itu dipatahkan oleh argumentasi Yakobus  yang mengatakan bahwa akar dari segala persoalaan itu adalah hawa nafsu dalam diri seseorang. 

Karena itu kita perlu memerdekakan diri dari hawa nafsu yang membelenggu  kita selama ini. Menurut Yakobus akar persoalaan yang timbul dalam diri seseorang bukan datang  dari pihak lain tapi itu datang dari dalam diri kita sendiri. Jadi kalau ada masalah yang terjadi dalam hidup kita janganlah cepat-cepat menyalahkan orang lain tapi periksalah diri sendiri dan bertanyalah mengapa hal itu bisa terjadi. 

Kita Manusia diberi nafsu oleh Tuhan sebab tanpa nafsu, hidup ini tidak ada gairah atau semangat. Nafsu maka membuat kita merasakan nikmatnya tubuh ini kenyang dan perasaan kita juga senang dan gembira. Namun harus diingat bahwa memperoleh makanan dan minuman itu harus dari hasil jerih payah yang Tuhan perkenankan dan bukan hasil jerih payah perbuatan kejahatan seperti: mencuri, merampok, menipu, korupsi dan lain sebagainya karena hal-hal di atas adalah  cara yang dilarang Tuhan. 

Oleh sebab itu Nafsu harus dikendalikan sebab jika tidak, nafsu membesar menjadi hawa nafsu yang menguasai seluruh keinginan tubuh dan jiwa kita. Akibatnya roh kita menjadi kerdil karena tidak sanggup melawan hawa nafsu. Yakobus mengatakan bahwa penyebab sengketa dan pertengkaran adalah hawa nafsu. Dalam Markus 9:34 dikatakan bahwa para murid Yesus bertengkar mengenai siapa yang terbesar diantara mereka. 

Hal ini menunjukkan bahwa murid-murid tidak mampu mengendalikan nafsu kekuasaan, nafsu meninggikan diri karena menginginkan jabatan dan kedudukan. Jabatan dan kedudukan itu adalah anugrah Tuhan. Maka cara memperlohnya juga hendaknya melalui cara yang memuliakan Tuhan. 

Dalam pengalaman berbangsa dan bernegara juga bergereja salah satu hal yang sering merusak persatuan dan persekutuan kita adalah hawa nafsu. Karena itu segala hawa nafsu yang  ada dalam diri harus ditundukkan pada kehendak  Bapa sorgawi sehingga RohNya bisa  mengendalikan kita dari pengaruh-pengaruh negatif  hawa nafsu yang tidak perlu.

Dalam pelayanan gereja juga biasanya terjadi sengketa dan pertengkaran diantara anggota komunitas yang motivasinya untuk kepentingan diri sendiri, mencari popularitas, ambisi menduduki jabatan tertentu dalam pelayanan dan sebagainya. 

Karena itu rasul Paulus memberi nasihat bagi mereka yang suka melayani  namun  juga suka bertengkar dalam 2 Timotius 2:23-24 bahwa seorang hamba Tuhan, tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. 

Mencari nama, mengejar popularitas itu diluar sana, bukan di pelayanan dalam gereja. Yesus mengatakan hal itu dalam Markus 9:35 bahwa jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan menjadi pelayan dari semuanya. Jadi  “besar” dalam gereja menurut Yesus adalah mereka yang sungguh-sungguh memberi diri melayani  sama seperti yang Yesus lakukan dan bukan mereka yang pandai menyusun kata dan fasih bicara mengenai pelayanan.                            

Dalam tradisi disebutkan bahwa Yakobus ini orangnya jujur, saleh, tidak minum anggur dan tidak makan daging. Lututnya tebal karena selalu dipakai berlutut saat menyembah Allah. Ini menandakan bahwa Yakobus hidup dekat dan taat kepada Allah. 

Hidup dekat dan taat kehendak Allah dilakukan dengan berbagai cara antara lain: Pertama, berdoa. Dengan berdoa dan meminta pertolongan Tuhan maka Tuhan akan selalu menuntun dan menjauhkan diri kita dari keinginan daging yang membawa pada hawa nafsu. Hawa nafsu yang berbuah kejahatan memaksa manusia berubah dari sekutu Allah menjadi seteru Allah. 

Dengan berdoa hati dan pikiran kita akan selalu tertuju pada pikiran Allah. Kalau hati dan pikiran kita sudah tertuju pada pikiran Allah maka otomatis keinginan yang tidak sesuai pikiran Allah juga tidak akan mengikuti pikiran kita. Karena itu selalu sempatkan waktu untuk berdoa dan bersaat teduh. Kedua, berpuasa. Dalam hidup ini ada  persoalaan  tertentu  yang tidak dapat diusir hanya melalui doa tapi melalui doa dan puasa. 

Melalui doa dan puasa kita lebih dekat dengan Allah dan dapat mendengarkan suaraNya lebih nyata dalam hidup. Ada persoalaan tertentu dalam hidup yang butuh kita berpuasa dan berdoa agar Allah melepaskan itu dari kita. Dengan berdoa dan berpuasa kita dijauhkan dari keinginan daging yang bertentangan dengan kehendak Allah dan membuat kita lebih fokus untuk hidup kudus. Ketiga, berserah. Jangan sekali-kali lupa berserah kepada Tuhan. Kemampuan menjauhkan diri dari hawa nafsu bukan dengan kekuatan diri sendiri tetapi itu karunia dari Allah. 

Dengan berserah kepada Allah maka Allah sendiri yang akan menuntun dan mengarahkan hati kita untuk hidup menurut kebenaran firmanNya. Keempat, minta kekuatan Roh Kudus. Agar kita Selalu membiasakan diri kita untuk minta pimpinan Roh Kudus dalam melakukan sesuatu. Dengan memasrahkan diri pada pimpinan Roh Kudus, maka hidup kita akan dipimpin sesuai firman Tuhan. Roh Kudus akan selalu menegur dan mengingatkan jika terjadi sesuatu yang diluar kehendak Allah. Kelima, bersekutu. Selalu bersekutu sebagai sesama anak Tuhan. 

Jangan lewatkan kesempatan bersekutu karena melalui persekutuan kita selalu mendapat kekuatan baru dari Allah. Apabila mengalami masalah maka ada banyak teman rohani yang membantu dalam doa. Keenam, membaca firman Tuhan. Jangan lupa untuk tetap setia membaca firman Tuhan sebagai cara menenangkan hati dan pikiran menurut Alkitab. Karena dari situ kita dapatkan hikmat dan pemahaman bagaimana terlepas dari hawa nafsu yang dapat menyesatkan. Dengan memahami firman Allah akan lebih mudah untuk mengetahui apa yang harus kita lakukan sehingga terhindar dari resiko mengikuti hawa nafsu dan kedagingan. 

Iblis selalu berusaha menyerang pusat hidup manusia yaitu hati dengan membaca, memelihara dan menjalankan firman Tuhan maka Tuhan akan memproteksi kita dari setiap taktik dan serangan iblis yang ingin melumpuhkan hidup kita. Jika Tuhan tidak memproteksi hidup kita, maka kita akan tetap diperbudak oleh hawa nafsu. 

Dan jika kita tidak merdeka dari hawa nafsu, maka kita akan mati perlahan-lahan karena hawa nafsu itu. Untuk itu  pilihlah untuk merdeka atau mati karena hawa nafsu. Orang beriman mesti berani memilih untuk merdeka dari hawa nafsu dan bukan menyerahkan  pada hawa nafsu. Tuhan memberkati kita dan firmanNya Amin.(**)