BT.COM | KUPANG -- Tidak adanya transparansi dan kejelasan terkait hak royalti bagi para anggota Pencipta Lagu Rekaman Industri (PELARI) Nusantara NTT, rupanya menuai reaksi "gugatan" maupun kencaman atas praktek ketidak - adilan yang dilakukan pengurus LMK PELARI NUSANTARA di pusat..
Fakta yang terkuak ini, seakan menggugah nurani seorang Yulius Sanu, sang penerima mandat oleh Ketua Umum PELARI Nusantara (waktu itu, red), Fridz Aritonang pada tahun 2017, untuk angkat bicara menyoroti praktek ketidak - adilan atas pembagian hak royalti bagi anggota di NTT.
Dalam suratnya tanggal 20 April 2023 yang ditujukan kepada Badan Pendiri LMK PELARI Nusantara di Jakarta, Yulius Sanu yang akrab di sapa Yos Rote ini, secara tegas mengkritisi praktek ketidak - adilan maupun tertutupnya kran transparansi hingga melahirkan tanya atas proses pembagian hak royalti bagi anggota di NTT.
Sebagai pihak perwakilan yang diberi mandat melalui Surat Tugas, Nomor : PN 8. - I 4001 tahun 2017, Yos Rote secara tegas mendesak pihak LMK PELARi Nusantara segera bersikap atas persoalan hak royalti yang meresahkan anggota di NTT.
Yos juga meminta Badan Pendiri untuk segera bertindak, dengan membekukan Rudy Loho bersama pengurusnya.
Hal ini berkaitan dengan keabsahan keanggotaan yang diterima oleh mantan Ketua Umum Sandec Sahetapy seorang diri yang berjumlah kurang lebih 79h orang termasuk Rudy Loho di tahun 2022 dan langsung mendapat pembagian Royalti Desember 2022.
Fakta ini mengacu pada Pasal 9 poin 2, Anggaran Dasar LMK Pelari Nusantara, tentang keabsahan seorang anggota. Bila tidak maka keanggotaan ke 79 orang tersebut patutlah di anulir, dan royalti yang diterima harus disetor kembali kepada LMK Pelari Nusantara, sebab baru daftar jadi anggota tapi langsung dapat royalti. Sedangkan anggota dari NTT tidak mendapat bagian, dan jelas mencederai rasa keadilan.
Bahwa sesuai dengan Grade Anggota Pelari, nilai nominal per anggota UP sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta) rupiah dan Unclaim sebesar Rp. 700.000,- (tujuh ratus ribu) yang tidak menerima Royalti untuk anggota di NTT sebanyak 87 orang dari 1477 anggota di NTT, dan sisanya menerima. Sedangkan Unclain tidak didata.
Pembagian Royalti tahun 2022 akhir menuru Yos, yang terima Royalti hanya 6 orang dari 147 anggota di NTT, dengan rincian sebagai berikut : 1 orang Rp 3.000.000,- 1 lagi Rp 2.000.000,- 2 orang lagi masing-masing RP. 1.500.000,- 2 orang lainnya lagi masing-masing Rp. 1.000.000,- sedangkan 141 orang tidak terima.
Namun ketika saya pertanyakan ke Jakarta, mengapa NTT hanya 6 orang saja yang terima? Jawabnya saya dikeluarin dari WA group Pelari Nusantara, namun sesuai info yang saya terima, menurut Ketua Umum Sandec Sahetapy, royalti NTT akan dibayar tanggal 17 April 2023 sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta) rupiah.
Akan tetapi pada tanggal 18 April 2023 yang lalu dari bagian keuangan IKSAN AREPAS mentransfer kerekening 25 anggota di NTT7 masing-masing Rp. 500.000,- (lima ratus ribu) rupiah, dan sisanya Rp. 500.000,- lagi akan ditransfer bulan Juni 2023 yang akan datang.
Dengan demikian dari rentetan fakta diatas, kami anggota di NTT berharap Badan Pendiri LMK Pelari menyikapinya secara baik, dan memberikan keadilan bagi anggota yang ada di NTT". tulis Yos Rote.**