BT.COM | KUPANG -- Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena menghimbau agar para suami menghindari area wilayah puting susu ibu menyusui karena merupakan satu – satunya sumber makanan bayi .
Hal ini disampaikan oleh Ketua DPD 1 Partai Golkar yang akrab disapa Emanuel Melkiades Laka Lena dalam kegiatan Promosi Dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting Di Wilayah Khusus, bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kegiatan ini berlangsung di aula Koperasi Solidaritas, kota Kupang, Minggu 22 Oktober 2023.
“Bagi para laki-laki ataupun suami yang aktif merokok dan minum minuman keras itu dilarang untuk menyentuh puting susu ibu hamil yang sedang menyusui karena bagian itu miliknya bayi, dan ketika para suami menyentuh puting susu ibunya maka otomatis bayi tidak akan mau untuk menyentuh puting susu ibunya karena puting susu ibu berbau rokok atupun berbau miras , dan akan berakibat fatal bagi bayi dan bayi bisa mengalami gangguan pernapasan. Untuk itu bagi para laki-laki jangan coba -coba untuk menyentuh puting susu ibu ketika sehabis rokok atupun minum miras karena puting susu ibu adalah satu satunya sumber makanan bagi bayi," tegas Emanuel Melkiades Laka Lena yang akrab disapa Melki Laka Lena.
Dikatakan Melki Laka Lena, stunting adalah kondisi gagal tumbuh dan kembang pada bayi akibat kekurangan gizi dan infeksi berulang. Untuk itu menurutnya para suami harus memberikan perhatian berupa makan bergizi di rumah untuk ibu hamil atau lagi menyusui.
“Jangan biarkan ibu hamil makan makanan sisa dari anggota keluarga yang ada di rumah karena akan berpengaruh pada asupan gizi pada anak dalam kandungan maupun asupan gizi ASI ibu yang sedang menyusui. Dan kalau di rumah ada makan bergizi seperti daging, ikan, sayur dan telur atau makan bergizi lainnya tolong prioritaskan dan dahulukan ibu hamil atau ibu yang sedang menyusui untuk makan terlebih dahulu,” tegas Melki.
Sekertaris BKKBN Provinsi NTT, Mikhael Yance Galmin mengatakan masalah stunting bukan saja dibicarakan pemerintah dan menjadi urusan pemerintah atau lembaga-lembaga tertentu yang konsen di masyarakat, tetapi respon dari masyarakat yang membuat sunting bisa teratasi.
“Karena sunting adalah masalah yang ada pada diri kita bukan masalah orang, bukan masalah di kota Kupang bukan juga masalah di NTT. Tetapi stunting adalah masalah dalam diri kita, disekitar kita, didepan kita, dan belakang kita, untuk itu bagi yang sudah berkeluarga maupun yang belum berkeluarga mari berkontribusi untuk penanganan sunting dengan cara perubahan perilaku. Untuk itu kegiatan kita hari ini adalah untuk membantu BKKBN menyadarkan masyarakat supaya ada perubahan perilaku agar bermanfaat bagi diri sendiri dan keluarga," jelas Yance.
Yance juga menegaskan bahwa BKKBN tidak mengarahkan masyarakat untuk membatasi kelahiran tapi menganjurkan untuk melakukan perencanaan kehidupan berkeluarga.
“Sehingga untuk anak remaja baik yang perempuan maupun laki-laki punya program Generasi Berencana (Genre) . Program Genre ini bertujuan untuk bagaimana anak remaja memiliki perencanaan kehidupan dengan baik mengikuti lima transisi kehidupan yakin transisi pendidikan, transisi mempraktekkan pola hidup sehat, transisi mapan secara ekonomi, transisi bermanfaat untuk masyarakat, dan transisi merencanakan menikah,” pungkasnya.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Kupang, drg. Francisca JH Ikasasi mengatakan prevalensi stunting di Kota Kupang dari tahun 2022 hingga 2023 menunjukkan penurunan dari 21,5 persen atau 5.497 balita stunting pada 2022 menjadi 17,2 persen atau tersisa 4.019 balita stunting saat ini.
“Percepatan penurunan stunting di Kota Kupang saat ini sudah turun dari 25% -17,2%, hal ini tidak terlepas dari upaya pemerintah dan berbagai pihak yang tergabung dalam satu tujuan untuk mencegah penurunan sunting di wilayah khusus kota Kupang,” ungkap drg. Sisca.
Ditambahakan drg. Sisca, untuk mencegah anak stunting maka harus dilakukan intervensi pada periode emas di 1000 hari pertama kehidupan.
“1000 hari pertama kehidupan itu ada di 730 hari balita jadi 2 tahun 730 ini periode emas yang harus diperhatikan dengan baik terutama untuk asupan gizinya, 230 hari anak masih dalam kandungan selama 9 bulan dan pada masa itu harus diperhatikan Ibu sedang mengandung sampai anak berumur 2 tahun. Karena penyelamatan anak sunting melalui 1000 hari pertama kehidupan di periode kritis dalam pembentukan masa emas bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan organ tubuh anak, karena 80% perkembangan otak anak itu ada di 1000 hari pertama kehidupan setelah itu bisa berkembang tetapi tidak optimal,” ungkapnya.**