BT.COM -- Ketika berbicara tentang penjajahan di Indonesia, kebanyakan dari kita lebih sering mengingat Belanda yang berkuasa selama berabad-abad. Namun, masa pendudukan Jepang dari tahun 1942 hingga 1945 juga meninggalkan jejak mendalam yang penuh dengan cerita-cerita menarik, banyak di antaranya jarang dibahas di buku-buku sejarah. Berikut ini adalah beberapa fakta unik tentang Jepang saat menjajah Indonesia yang mungkin belum banyak diketahui.
1. Jepang Sebenarnya "Membebaskan" Indonesia dari Belanda
Pada awal kedatangannya, Jepang membawa propaganda besar-besaran yang menyebut diri mereka sebagai "Saudara Tua" bangsa Asia. Mereka mengusung slogan "Asia untuk Asia", dan berhasil menarik simpati sebagian rakyat Indonesia yang sudah lama tertekan di bawah kolonialisme Belanda. Banyak yang awalnya menyambut Jepang dengan harapan akan mendapatkan kemerdekaan. Jepang bahkan membubarkan pemerintahan kolonial Belanda dan membentuk pemerintahan baru berbasis bahasa Indonesia.
Namun, harapan itu segera pupus karena Jepang ternyata hanya menggantikan posisi Belanda sebagai penjajah, bahkan dengan metode yang lebih keras.
2. Bahasa Indonesia Diperkuat karena Jepang
Salah satu pengaruh terbesar Jepang terhadap Indonesia adalah memperkuat penggunaan bahasa Indonesia. Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda di ruang publik dan sekolah. Bahasa Indonesia dijadikan bahasa resmi, bahkan di kantor-kantor pemerintahan. Hal ini secara tidak langsung mempercepat penyebaran nasionalisme Indonesia melalui bahasa.
Tanpa disadari, kebijakan ini membantu mempersatukan berbagai suku dan etnis di Indonesia yang sebelumnya terpecah-pecah karena penggunaan bahasa Belanda yang terbatas pada kaum elite.
3. Pendidikan Massal: Membaca dan Menulis
Meskipun masa penjajahan Jepang identik dengan kekerasan, ada sisi positif yang jarang dibahas, yaitu usaha mereka dalam pendidikan rakyat. Jepang mengadakan program pemberantasan buta huruf secara besar-besaran. Sekolah-sekolah rakyat dibuka untuk mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung dasar, walaupun dengan kurikulum yang dipenuhi propaganda militer.
Tujuan utama Jepang memang untuk mendoktrin rakyat Indonesia, tetapi efek samping dari kebijakan ini adalah meningkatnya tingkat literasi di kalangan masyarakat bawah.
4. Romusha: Pekerja Paksa yang Tidak Hanya di Indonesia
Istilah Romusha merujuk pada rakyat Indonesia yang dipaksa bekerja untuk kepentingan militer Jepang, membangun rel kereta, jalan, hingga lapangan udara. Banyak orang tahu tentang Romusha di dalam negeri, namun fakta uniknya, ribuan Romusha juga dikirim ke luar negeri, seperti ke Thailand dan Myanmar (saat itu Burma).
Mereka dipekerjakan di proyek-proyek berat seperti pembangunan Death Railway di Thailand, yang terkenal kejam dan mematikan. Banyak dari mereka yang tidak pernah kembali ke tanah air.
5. Militerisasi Rakyat Lewat Organisasi Semi-Militer
Jepang mendirikan berbagai organisasi semi-militer untuk melatih rakyat Indonesia, seperti PETA (Pembela Tanah Air), Heiho (pasukan pembantu militer), dan Keibodan (polisi keamanan). Awalnya, ini bertujuan untuk memperkuat pertahanan Jepang menghadapi sekutu.
Namun, secara tidak langsung, pelatihan ini menumbuhkan jiwa militer dan disiplin di kalangan pemuda Indonesia, yang kelak menjadi kekuatan penting dalam perjuangan kemerdekaan. Banyak tokoh militer Indonesia pasca-kemerdekaan seperti Soedirman adalah hasil didikan organisasi semacam ini.
6. Pengaruh Budaya Jepang yang Diam-diam Bertahan
Beberapa pengaruh budaya Jepang dari masa pendudukan ternyata masih bertahan hingga sekarang, walau sering tidak disadari. Contohnya adalah kebiasaan upacara bendera setiap hari Senin di sekolah-sekolah, yang merupakan adopsi dari kebijakan Jepang untuk menanamkan rasa hormat terhadap negara.
Selain itu, lagu "Kimigayo" (lagu kebangsaan Jepang) pernah diajarkan di sekolah-sekolah, dan budaya berbaris rapi, kerja bakti, serta semangat kebersamaan (gotong royong) diperkuat selama masa pendudukan Jepang.
7. Peran Wanita: Jugun Ianfu
Salah satu sisi gelap yang jarang dibicarakan secara terbuka adalah peran wanita Indonesia yang dipaksa menjadi jugun ianfu — istilah untuk perempuan muda yang dijadikan budak seks bagi tentara Jepang. Ini adalah luka sejarah yang menyakitkan dan banyak korban yang tidak pernah mendapatkan keadilan, bahkan setelah perang berakhir.
Ironisnya, meskipun Jepang berjanji untuk "memuliakan" Asia, banyak kejahatan perang yang dilakukan kepada bangsa-bangsa yang mereka kuasai, termasuk Indonesia.
8. Jepang Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia
Pada tahun 1944, saat Jepang mulai kalah dalam Perang Dunia II, mereka mulai menawarkan janji kemerdekaan kepada Indonesia sebagai taktik untuk mempertahankan pengaruh. Mereka membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tahun 1945, yang menjadi cikal bakal lahirnya Pancasila dan UUD 1945.
Bisa dikatakan, walaupun terpaksa, Jepang membuka jalan diplomatis bagi kemerdekaan Indonesia lebih cepat dari yang mungkin terjadi jika Belanda tetap berkuasa.
9. Propaganda Visual: Film dan Poster
Jepang sangat mahir menggunakan media untuk propaganda. Mereka membuat banyak film pendek, poster, dan bahkan sandiwara rakyat yang memuat pesan-pesan tentang persaudaraan Asia dan perlunya berkorban demi Jepang.
Salah satu contoh menarik adalah film dokumenter berjudul Berita Film di Jawa, yang diproduksi untuk menggambarkan kesuksesan program-program Jepang di Indonesia, meskipun isinya sangat manipulatif.
10. Kota-Kota Strategis Diprioritaskan
Selama pendudukan, Jepang memfokuskan pembangunan infrastruktur di kota-kota strategis seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, untuk mendukung kebutuhan logistik perang. Beberapa lapangan udara dan jalur kereta yang dibangun masa itu masih digunakan hingga sekarang.
Jepang bahkan sempat berencana memindahkan pusat pemerintahan Asia Timur Raya ke Jakarta bila memenangkan perang, menunjukkan betapa pentingnya posisi Indonesia di mata mereka.
Masa pendudukan Jepang di Indonesia memang hanya berlangsung tiga tahun, jauh lebih singkat dibandingkan penjajahan Belanda. Namun, dampaknya luar biasa besar — baik dari sisi penderitaan, pembentukan identitas nasional, hingga perubahan budaya dan pendidikan.
Fakta-fakta unik di atas menunjukkan bahwa sejarah tidak pernah hitam putih. Di balik kekejaman dan penindasan, ada juga momen-momen penting yang tanpa disadari membentuk fondasi kemerdekaan Indonesia.
Sejarah adalah pelajaran, dan semakin banyak kita mengetahui sisi-sisi tersembunyi nya, semakin kita memahami betapa berharga kemerdekaan yang kita miliki hari ini.
Sekian pembahasan kita kali ini tentang Rahasia Tersembunyi: 10 Fakta Unik Jepang Saat Menjajah Indonesia
Jika ada kritik, saran atau ingin menambah materi untuk dipublikasikan silahkan kontak ke nomor WhatsApp yang tertera di boks redaksi.**
**