BT.COM | KUPANG -- Ketua umum LP2TRI menerima informasi dari masyarakat adanya keterlibatan penegak hukum yaitu polisi dan tentara yang saling serang pada saat event pertandingan futsal di GOR Oepoi kota Kupang, Kamis 20 April 2023 pukul 02:00 WITA dini hari.
"Terjadi kerusuhan diduga dipicu oleh oknum anggota polisi yang bertugas di Polda NTT yang tidak terima saat di tegur oleh keamanan pertandingan dari pihak TNI. Akhirnya terjadi kerusuhan bahkan korban pengrusakan fasilitas negara",ujar ketua Umum LP2TRI, Hendrikus Djawa Kepada Media Buser Timur via whatsApp.
Kami baru terima informasi terbaru dari masyarakat lewat pesan WhatsApp dan sudah kami teruskan kepada PROPAM MABES POLRI dan KOMNASHAM serta pihak-pihak lain yang berkewenangan lainnya sehingga bisa menginvestigasi kebenaran.
Hendrikus Djawa yang biasa disapa Hendrik itu mengutuk keras oknum-oknum anggota polri dan TNI yang memberikan contoh buruk bagi masyarakat dengan melakukan anarkis,kerusuhan dan main hakim sendiri.
Lebih lanjut dirinya menambahkan Kapolda NTT Joni Asadoma bisa dianggap tidak layak jadi pemimpin karena seharusnya ada intel Polda NTT yang bisa mendeteksi adanya potensi keributan dan sebagai Kapolda juga yang punya pengalaman kerja yang baik mampu membina anggota Polda agar jangan melakukan hal yang tidak sepantasnya.
Apabila ada oknum-oknum Polda yang berusaha melindungi bawahannya wajib Kapolda NTT di copot saja.
Namun, sebaliknya apabila hasil investigasi KOMNASHAM RI ternyata ada oknum-oknum TNI juga yang tidak profesional maka oknum tersebut dipecat dan Danrem 161 Wirasakti juga wajib bertanggung jawab bila perlu dicopot.
"Kami akan kawal sehingga tim investigasi dari MABEL POLRI, MABES TNI atau KOMNASHAM RI mampu bekerja profesional sehingga bisa mengeluarkan rekomendasi hasil investigasi yang benar- benar tidak memihak",tutup Hendrik.**