BT.COM -- Indonesia, sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, menunjukkan ketahanan ekonomi yang kuat di tengah tantangan global. Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil, inflasi yang terkendali, dan penurunan tingkat pengangguran, Indonesia berada di jalur menuju visi "Indonesia Emas 2045". Namun, tantangan seperti ketegangan perdagangan global dan ketidakpastian pasar tetap harus diwaspadai.
1. Pertumbuhan Ekonomi yang Stabil
Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% pada tahun 2025. Namun, Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan angka lebih konservatif, yaitu 4,7% karena dampak dari ketegangan perdagangan global. Meski begitu, Presiden Prabowo Subianto memiliki visi untuk mendorong pertumbuhan hingga 8% pada tahun 2029.
Kontributor utama PDB Indonesia:
Pertanian: 13,7% (kelapa sawit, beras, karet)
Industri: 41% (manufaktur, pertambangan, energi)
Jasa: 45,4% (keuangan, pariwisata, teknologi)
2. Inflasi yang Terkendali
Pada Maret 2025, tingkat inflasi berada di angka 1,03%, lebih rendah dari target Bank Indonesia (1,5%–3,5%). Ini dipengaruhi oleh subsidi listrik dan pangan. Namun pada Februari 2025, Indonesia mengalami deflasi pertama dalam dua dekade, yang menjadi sinyal perlunya langkah hati-hati ke depan.
3. Penurunan Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran turun menjadi 4,82% pada 2024. Tenaga kerja bertambah sekitar 4,7 juta orang, dengan distribusi 42,05% di sektor formal dan 57,95% di sektor informal. Pemerintah juga mengumumkan kenaikan upah minimum sebesar 6,5% untuk mendukung daya beli masyarakat.
4. Tantangan Perdagangan Global
Hubungan perdagangan dengan Amerika Serikat menjadi tantangan baru. Tarif impor sebesar 32% yang direncanakan AS terhadap ekspor Indonesia (elektronik, pakaian, sepatu) dapat menurunkan pertumbuhan hingga 0,5%. Pemerintah Indonesia tengah melakukan negosiasi untuk menghindari dampak ini.
5. Stabilitas Nilai Tukar dan Kebijakan Moneter
Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di 5,75% untuk menjaga stabilitas rupiah, yang telah terdepresiasi lebih dari 4% sepanjang tahun ini. Intervensi aktif di pasar valuta asing terus dilakukan untuk menahan gejolak.
6. Investasi Asing dan Cadangan Devisa
Cadangan devisa Indonesia mencapai USD 156,1 miliar pada Januari 2025. Sektor logam dasar dan pertambangan menjadi magnet investasi asing langsung (FDI). Singapura, China, dan Hong Kong menjadi tiga investor terbesar.
7. Menuju Indonesia Emas 2045
Pemerintah menargetkan Indonesia menjadi negara maju dan ekonomi terbesar kelima dunia pada tahun 2045. Fokus pembangunan diarahkan pada infrastruktur, pendidikan, digitalisasi ekonomi, dan pengurangan ketimpangan sosial.
Indonesia menunjukkan fondasi ekonomi yang kuat dengan berbagai indikator makro yang positif. Namun, pemerintah tetap perlu waspada dan responsif terhadap dinamika global yang terus berubah. Jika semua strategi dijalankan konsisten, impian menuju "Indonesia Emas 2045" bukan hal yang mustahil.